DESA SITANGGAL
KECAMATAN LARANGAN
KABUPATEN BREBES
Desa merupakan
perwujudan atau kesatuan geografi,sosial,ekonomi politik dan kultur yang
terdapat di tempat itu(suatu daerah),dalam hubungan dan pengaruhnya secara
timbal balik dengan daerah lain dan suatu kesatuan hukum dimana bertempat
tinggal suatu masyarakat pemerinthan itu sendiri.Dimana di dalam desa itu
sendiri adalah kehidupan sehari hari yang menuntut kita harus bisa bermasyarat
bergaul menetapkan diri dengan lingkungan ataupun di dalam keluarga. Desa bisa
juga dikatakan suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat
pemerintah itu tersendiri dan di setiap
tempat atau daerah pasti mempunyai adat istiadat. Salah satunya desa yang
dinamakan desa Sitanggal Kecamatan Larangan Kabupaten Brebes yang sudah saya
tempati kurang lebih 18 tahun. Desa ini termasuk salah satu desa yang cukup
luas diantara desa yang berkecamatan Larangan.
Di desa Sitanggal masih erat
dengan :
o kesamaan tentang
kesukaan terhadap pergaulan
o perilaku yang berorientasi
pada tradisi
o masih banyaknya ritual
di antara para warga
o masih adanya rasa
gotong rorong.
Desa sitanggal terletak
cukup stategis karena mempunyai bangunan bangunan sekolah,tersedianya sarana
prasarana yang sudah tersedia.Pasar salah satu tempat yang sangat stategis dari
tempat rumah saya. Pasar ini sudah mulai rame sejak jam lima pagi sampai jam
dua belas siang dan di malamnya pun masih banyak yang jualan di pinggir-pinggir
jalan. Dalam pasar ini juga ada yang namanya manisan.Pasar manisan ini terjadi
selama lima hari sekali dan biasanya barang barang yang di jual harganya murah
karena barang barang tersebut biasanya barang cuci gudang tapi tidak semua
barang yang di jual di pasar manisan itu barang-barang cuci gudang tapi banyak
juga barang-barang yang baru biasanya barang-barang yang di jual di pasar
manisan itu seperti baju,buku,novel,sandal,alat-alat bengkel,perlengkapan
komputer,perlengkapan handphone dan masih bayak lagi yang bisa kita jumpai di
pasar manisan tersebut pasar ini biasanya bisa di jumpai dari pagi hingga sore
tetapi ketika sore sudah tidak serame ketika waktu pagi karena sebagian penjual
sudah ada yang pulang dan setiap pasar mengatakan pasar yang terjadi selama
lima hari sekali itu berbeda beda tetapi orang orang yang berjualan masih
dengan orang yang sama.
Di desa sitanggal
ini masih mengenal atau kebiasaan yang sering di sebut prepegan gede (lebaran
besar) dan prepegan cilik (lebaran kecil). pasar lebaran kecil “Prepegan cilik”
dan pasar lebaran besar “prepegan gede” pasar lebaran kecil dan lebaran besar
biasanya bisa di jumpai ketika dua hari menjelang lebaran dan biasnya banyak yang jualan
bunga bunga untuk pergi kepemakaman,petasan bahkan baju baju karena lebaran
biasanya identik dengan baju baru dan biasanya pasar ini sudah mulai rame dari pagi hingga malam hari
dan pasar ini selalu ada ketika
menjelang lebaran.Apalagi posisi pasar yang tepat berada di
tengah-tengah anatara desa yang satu dnegan yang lain.
Banyak juga warga
sitanggal yang berjualan di pasar tersebut karena mungkin hampir 40% para warga
sitanggal bermatapencaharian sebagai pedagang terutama banyak yang jualan ikan.
Ikan ikan tersebut biasanya di dapat dari penjual ikan yang besar besaran dan
biasanya transaksi ini di lakukan di pagi atau sore hari transaksi ini di
lakukan setiap hari kecuali jika hari hari besar seperti hari besar umat islam
yang sering kita sebut dengan lebaran dan biasanya orang-orang atau pedagang ini sering
mengadakan acara jalan-jalan ketempat
wisata wisata yang tersedia di kota kota atau wilayah sekitar untuk mempereratkan tali persaudaraan antara
satu dengan yang lain.
Tapi tidak semua
warga sitanggal bermata pencaharian sebagai penjual ikan banyak juga warga
Sitanggal yang mata pencaharian segabai buruh tani, petani ,tukang
becak,pedagang buah,pedagang sayuran . Bahkan banyak juga para warga Sitanggal
yang melakukan urbanisasi yaitu bermata pencaharian di kota kota besar salah
satunya di Jakarta.
Faktor faktor yang
mendorong para warga melakukan ubranisasi salah satunya kurangnya lapangan
pekerjaan dan biasanya penduduk desa kebanyakan beranggapan bahwa dikota banyak
pekerjaan dan lebih mudah untuk mendapatkan penghasilan. Kota juga dianggap
mempunyai tingkat kebudayaan yang lebih tinggi dan merupakan tempat pergaulan
dengan segala macam kultur manusianya.
Perekonomian di desa
sitanggal ini tidak terlalu buruk karena sebagian warga sudah banyak yang
bekerja seperti yang sudah di jelaskan di atas anak anak di desa sitanggal dan
sekitarnya juga sudah bisa menikmati
bangku sekolah walau mungkin hanya bisa sampai tamat SMA/SMK atau sederajat.
Hanya sebagian saja yang meneruskan ke pendididkan yang lebih tinggi. Karena
menurut mereka tamat SMP atau SMA sudah layak atau sudah mampu untuk membantu
perekonomian kedua orang tuanya sehingga
jarang anak anak di desa tersebut melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.
Pekerjaan memotong
bawang merah secara satu persatu pun biasanya di lakukan oleh para warga di
sekitar dan biasanya pekerjaan ini di lakukan lebih dari satu orang bahkan rame
rame bahkan bisa di katakan tidak mengenal usia dalam pekerjaan ini karena dari
mulai anak anak sampai dengan nenek nenek pun bisa. Dan pekerjaan ini dilakukan
dengan cara memotong satu persatu setiap
bawang merah dan nanti dikumpulkan jadi satu yang akhirnya di hitung beratnya
dan harga perkilonya tidak pasti karena
tergantung kecil besarnya bawang merah
biasanya pekerjaan ini sangat ramai atau sering dilakukan jika sudah
mulai musim bawang merah karena di Brebes terkenal dengan Bawang merahnya dan
desa sitanggal adalah salah satu desa yang kabupaten Brebes sehingga bisa
sanggat mudah untuk mendapatkan bawang merah ini walaupun tidak setiap hari
atau setiap bulan tapi setidaknya desa ini bisa mudah untuk mendapatkan bawang
merah dan desa Sitanggal mempunyai kebiasaan yang masih sering terjadi.
Kebiasaan yang ada
di desa Sitanggal biasanya Para warga sitanggal jika sedang hajatan biasanya
mengadakan acara seperti menyelenggarakan acara burok, orgen tunggal,kuda
lumping,pengajian atau yang lainnya tetapi
tidak semua warga mengadakan acara tersebut jika sedang hajatan, karena tidak
semua warga mampu untuk mengadakan acara seperti itu . Biasanya jika ada acara
seperti itu sebagian warga berjual di acara tersebut karena tahu pasti orang
orang akan berdatangan untuk melihat acara yang sedang ada di rumah orang yang menggelar
hajatan dan biasanya acara ini berlangsung selama satu atau dua hari bahkan
bisa juga cuma satu malam tergantung orang yang sedang menggelar hajatan
tersebut. Dan masih terjadi hingga sampai sekarang.
Kesimpulan dari
semua ini adalah tempat tinggal yang saya tempati dari dahulu hingga sampai
sekarang masih tergolong desa yang cukup luas di antara desa yang berkecamatan
larangan dan masih eratnya tali persaudaraan di antara para warga dan masih
mempunyai kebiasaan atau ritual yang di lakukan oleh para warga hingga masih
terjalin hingga sampai sekarang dan dari sudut pandang pendidikan masih bisa
dikatakan cukup baik karena hampir semua anak anak di desa sitnggal bisa
menikmati bangku kuliah,para warga sitanggal juga masih banyak yang melakukan
urbanisasi karena mereka saling berfikir bahwa hidup di kota orang bisa
mengubah nasib atau kehidupan yang lebih layak entah itu dari orang tuanya atau
anaknya yang mencari pekerjaan atau nafkah di kota orang karena mungkin para
orang tua berfikir bahwa anaknya sudah layak untuk bekerja.Desa sitanggal juga
masih mempunyai rasan gotong royong atau saling membantu. Ini adalah ceritaku
tentang desaku sitangal kecamatan Larangan kabupaten Brebes.